Virus sosial yang berkembang saat ini adalah adanya formalisme agama. Beragama hanya pada aspek legal formal, agung-agungkan symbol, eksklusif, tanpa paham isi dan tujuan sebenarnya. Ia lalu cenderung tidak berdamai dengan perbedaan, bersikap fanatik dan radikal.

Hal tersebut disampaikan Rm Rofinus Marius Muga, Pr pada Kotbah Ibadah PDO, Jumat (28/4/2023) di Senayan Jakarta. Sebagai umat kristiani, kita perlu awas terhadap jebakan formalisme agama ini, sebab sikap ini sering kali abai terhadap relasi intersubjektivitas yang mengandung nilai-nilai humanis, pluralis, toleran dan inklusif.

Menurutnya kita terpanggil untuk menampilkan religiositas yang sinkron antara kepatuhan terhadap ritus atau ketekunan beribadah dengan perilaku, menampilkan hubungan yang kuat antara iman kepada Tuhan dan konsistensi menjaga nilai kemanusiaan. “Kita menjadi saksi tentang pentingnya agama bagi kehidupan”, tegasnya.

Ibadah hari ini dimeriahkan dengan Worship Leader (Meytha Nonda), Singers (Betharia Hutagalung, Devia Aba, dan Elta Silitonga), Pemain Musik (Eko, Frits M., dan Roy Sihotang), Kolektan (Helena P. Ginting dan Marintan Hutapea), Multimedia (Sondang E. Sinaga), dan dokumentasi (Sri Simamora). Selain itu, pada ibadah tersebut Kesaksian Iman disampaikan oleh Ibu Delly Rasubala dan Warta PDO oleh Ibu Maria Simanjuntak. (Jefri San)